Metadata

Location

• Wayang Museum, Jalan Pintu Besar Utara No 27 Pinangsia, Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
• Museum Wayang, Jalan Pintu Besar Utara No 27 Pinangsia, Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Date Submitted

• 18th Century
• Abad ke-18

Description

• Blencong is a coconut oil-fueled lighting device used for the Wayang Kulit performance. It has a Garuda bronze-statue motif carved in it; implying the strong influence of Hindu mythology in the 18th century Javanese community. In 1925, it was owned by a Dutch officer, Casel A. Heshisius, and kept hidden during the Nazi era until finally in 1976, granted to the Wayang Museum. Blencong is an important heritage object for Indonesia for its historical values, metal-art carving artistry in the 18th century Indonesia, as well as for being the evidence of civilization for its continuous usage until present Indonesia.
• Blencong merupakan perangkat penerangan pertunjukkan wayang kulit yang menggunakan bahan bakar minyak kelapa dengan sumbu benang kapas. Blencong bermotif ukiran patung garuda berbahan perunggu. Bentuk Garuda pada blencong menyiratkan masih digunakannya mitologi Hindu dalam kehidupan masyarakat Jawa abad-18. Tahun 1925 blencong dimiliki perwira Belanda Casel A Heshisius. Ketika kedudukan Nazi, blencong disembunyikan hingga akhirnya 1976 dihibahkan ke Museum Wayang. Blencong menjadi penting bagi Bangsa Indonesia karena mempunyai nilai sejarah dalam pagelaran wayang dan mewakili gaya seni ukir logam di Indonesia abad 18 M. Selain itu, blencong menjadi bukti evolusi peradaban karena hingga kini masih terdapat pergelaran wayang yang menggunakan blencong.

Identifier

• Inventory Number 1/MW/VII/D-1

Title

• Blencong Lantern
• Lampu Blencong